Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Sore Ini, Apa Saja Pemicunya?

Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Sore Ini, Apa Saja Pemicunya?

Nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat, 3 Juni 2022, ditutup menguat. Selain rupiah, sejumlah mata uang lain di kawasan Asia juga terpantau menguat.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah ditutup menguat 47,5 poin atau 0,33 persen ke posisi Rp 14.432,50 per dolar AS. Sedangkan

indeks dolar AS melemah 0,1330 poin atau 0,13 persen ke posisi 101,6910.

Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia yang juga melemah pada pukul 15.15 WIB di antaranya won Korea Selatan yang menguat 0,76 persen dan yuan Cina naik 0,39 persen. Selain itu, ada baht Thailand dan ringgit Malaysia yang menguat 0,1 persen dan 0,02 persen terhadap dolar AS. 

Sedangkan mata uang dolar Taiwan justru melemah 0,5 persen, peso Filipina turun 0,15 persen, dolar Singapura turun 0,09 persen, dan yen Jepang turun sebanyak 0,03 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai melemahnya dolar AS karena adanya sentimen risiko yang lebih kuat mendorong investor untuk meraih mata uang berimbal hasil lebih tinggi. 

Adapun faktor pendorong penguatan rupiah di dalam negeri salah satunya berasal dari data inflasi per Mei 2022 sebesar 0,4 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono sebelumnya menyatakan, inflasi 0,4 persen itu dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 110,42, dengan inflasi secara tahunan sebesar 3,55 persen.  

“Penyumbang inflasi pada bulan Mei adalah tarif angkutan udara, harga telur ayam ras, ikan segar dan bawang merah,” kata Ibrahim dalam riset harian, Jumat, 3 Juni 2022. Ia menilai laju inflasi tersebut memberi sentimen positif ke pasar.

Lebih lanjut Ibrahim mengungkapkan inflasi menurut komponen berasal dari komponen harga penjualan yang memberi andil inflasi sebesar 0,6 persen dan penyebab utamanya adalah berasal dari telur ayam ras, bawang merah dan daging sapi.

Adapun inflasi menurut kelompok pengeluaran di antaranya berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,78 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,43 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,65 persen.

Dengan sejumlah sentimen di atas tersebut, Ibrahim memprediksi perdagangan awal pekan depan bakal berlanjut menguat. “Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.410 – Rp 14.460,” ucapnya.